Jumat, 23 Desember 2011

Laba-Laba Pembuat Jaring Terkuat


Ini Dia Laba-laba Bangkai Titanic yang Memiliki Jaring Terkuat



Atlantik – Terkejut dan gembira serta takjub menghinggapi para Ilmuwan yang berhasil menemukan laba-laba yang memiliki jaring terbesar sekaligus jaring terkuat yang pernah ditemukan.
The Darwin’s bark spider merupakan laba-laba yang menduduki peringkat teratas dari spesies luar biasa yang ditemukan oleh peneliti tahun lalu. Laba-laba ini ditemukan di Madagaskar memiliki kemampuan memintal jaring raksasa yang tidak mudah putus dengan ukuran luas mencapai 25 meter.
Temuan yang masuk tiga besar ini adalah jenis bakteri yang memakan besi dan ditemukan di reruntuhan kapal Titanic di dasar laut Atlantik. Diperkirakan bakteri dengan nama Latin Halomonas Titanicae bisa bermanfaat dalam pembuangan kapal tua.
Temuan lain yang tidak kalah menggemparkan adalah Tyrannobdella rex, seekor lintah yang ditemukan di hidung wanita. Tyrannobdella Rex adalah berbagai lintah yang ditemukan di Amerika Selatan di hulu Amazon. Genus lintah ini baru ditemukan yang mencari makan dari selaput lendir pada saluran pernapasan bagian atas mamalia. Spesies lintah ini konon memiliki delapan gigi. Tyrannobdella Rex ini ditemukan sedang mencari makan pada selaput lendir seorang gadis yang baru saja mandi di atas Amazon di Peru.
Studi genetik menunjukkan bahwa lintah ini juga berhubungan erat dengan Ferox Dinobdella, suatu spesies serupa yang ditemukan di Taiwan. Untuk itu, ada pemikiran bahwa keluarga Praobdellidae memiliki nenek moyang tunggal dalam evolusi.
Louisiana pancake batfish (Ikan pipih Lousiana) juga menjadi bagian dari tiga temuan peringkat atas. Ikan ini konon mampu meloncat menggunakan sayapnya. Ikan ini konon penghuni asli dari kawasan Teluk Meksiko, dan ditemukan pada tahun 2010 lalu. Rentang penemuan binatang ini tercakup dari dampak tumpahan minyak Horizon Deepwater.
“Sebuah perkiraan yang wajar dalam kajian ilmiah bahwa 10 juta spesies tetap mampu dijelaskan, baik nama maupun klasifikasinya, sebelum ada perubahan kemballi dari biosfer (lingkungan alam) yang juga berkembang dan semakin sulit dipahami,” ujar Direktur Quentin Wheeler seperti dikutip dari mirorr.co.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar